Hey
sobat rimba… ketemu lagi nih. Kali ini ane bakalan posting tentang perjalanan
kami mendaki Gunung Halau-halau selama satu hari mendaki satu hari turun. Sebelum
ceritanya anel lanjutin kayanya ane harus jelasin dulu tentang gunung yang kami
daki ini. J
Gunung
Halau-halau adalah salah satu gunung yang berada di kawasan pegunungan meratus
dan ketinggiannya mencapai 1.901 MDPL. Meratus merupakan kawasan pegunungan
yang membelah Provinsi Kalimantan Selatan menjadi dua, membentang sepanjang ±
600 km² dari arah tenggara dan membelok ke arah utara hingga perbatasan
Kalimantan Timur. Ah itu ajalah penjelasannya kalau mau tau lebih banyak lagi
tentang pegunungan meratus silahkan browsing lagi ama mbah google J. Oke, kembali kecerita.
Sebenarnya
udah lama banget pengen jelajah Gunung Halau-halau tapi tidak pernah
kesampaian, yah penyebabnya karena ga ada temen yang ngajak. Kita sih pernah
ngajak temen-temen kesana juga tapi temen yang diajak juga ga tau jalur jalan
pendakian, jadi dari dulu yang ada cuman rencana demi rencana sampai akhirnya
ane dikenalin temen perempuan ane sama temennya, komunitas pecinta alam, Fany
Wijaya namanya dia cowo ye bukan cewe. Nah dari perkenalan ini akhirnya rencana
ke Gunung Halau-halau terwujud, yah sebelum ke Halau-halau sebenarnya kami
mendaki Gunung Hauk 1.325 MDPL terlebih dahulu, yah untuk edisi G. Hauk nanti
ya kita certain, dilain waktu. J oke singkat cerita akhirnya kita
sepakat naik G. Halau-halau pada hari sabtu tanggal 13 Juni 2015. Jadi sore
Jumat kita berangkat dari Banjarmasin ke Amuntai, tempatnya Fany temen ane,
nginap satu malam di rumahnya. Nah di tempat dia tuh kita dilayanin kaya raja
gan semua keluarganya ramah-ramah ama kita, he… meski sederhana tapi luar biasa
lah. Abis shalat subuh kita dikasih makan lagi ama keluarganya abis tuh kita
berangkat lagi ke Berabai ngambil temen satu persatu. Eh hamper lupa kali ini
jumlah kami yang mendaki ada 10 orang gan, dari Banjarmasin 5 orang termasuk
saya sendiri dan sisanya temen yang dari Berabai. Yah langsung saja sebenarnya
pendakian kali ini agak telat dari jadwal karena ada sedikit gangguan. Hee…
rencananya mulai mendaki pada pukul 08:00 tapi terlambat 1 jam lebih, jadi kami
mulai mendaki pada pukul 09:15 WIT cus puncak.
Sebelum
melakukan pendakian kami terlebih dahulu berdoa bersama demi keselamatan dan
berharap tidak mendapat musibah. Perjalananpun dimulai. Musibah pun terjadi dan
Alhamdulillah masih tidak terlalu jauh dari perkampungan setempat, salah satu
temen kami yang dari Banjarmasin ada yang pingsan karena kelelahan, seluruh
tubuhnya pucak pekat, bukan karena diserang oleh makhluk halus atau apa tetapi
karena fisik yang belum siap jadi terpaksa harus kami tinggalkan diperkampungan
warga setempat (Desa Kiyu). Kalau dilihat disini kami seperti egois,
meninggalkan teman sendiri tapi mau bagaimana lagi, kami melakukannya demi
keselamtannya sendiri dan kami juga tidak mau mengambil resiko kalau terjadi
apa-apa nantinya diperjalanan, jadi dengan terpaksa harus kami tinggalkan.
Biasanya
orang-orang yang mendaki G. Halau-halau mengahabiskan waktu selama 2 hari untuk
pendakian tapi kali ini kami berencana hanya 1 hari pendakian dan 1 hari turun,
jadi hari minggu sudah berada di bawah. Perjlananpun masih berlanjut meski kaki
sudah mulai terasa lelah ingin berhenti, tanpa terasa jam sudah menunjukkan
pukul 1 siang kami pun beristirahat, dan Alhamdulillah tidak jauh dari
peristirahatan ada pohon kelapa, he he…. Pas banget panas-panas dan capek kaya
gini minum air kelapa, yah salah satu temen kami pun cus langsung naikin tuh
pohon kelapa dan memilih yang muda-muda untuk diminum biar tambah seger dan
menambah ion tubuh. J setelah minum kami pun
meneruskan perjalanan, tidak jauh dari tempat tadi akhirnya kami sampai di
Sungai Karuh, biasanya tempat ini menjadi tempat persinggahan untuk bermalam
bagi pendaki yang mengambil 2 hari pendakian. Setelah meletakkan tas carrier
yang lumayan berat untuk rebah sejenak, istirahat. Kata temen saya “kalau mau
foto-foto di air terjun mending sekarang biar tidak terlalu lama membuang
waktu,” “emangnya disini ada air terjun ?” ucap ane bingung. “tuh, terus aja,
air terjun kelihatan aja dari situ”. Kata temen ane. Mendengar ada air terjun
kami berempat yang dari Banjarmasin pun langsung cus. Dan ternyata, WAAAHHH…..
kami berempat pun bergegas mandi dan foto-foto ria di air terjun. Waktu pertama
melihat dan merasakan ademnya air terjun sungai karuh, terasa semua kecapean
yang telah dilalui sirna semua karena kaindahan yang kami nikmati.
Setelah
semua penat sudah terasa hilang kami pun melanjutkan perjalanan. Nah mulai dari
sungai karuh ini kami sudah mulai tidak berkelompok, kelompok pertama ada 4 orang
dan kelompok yang kedua ada 5 orang. Perjalanan pun kami teruskan meski medan
perjalanan sudah mulai terlihat sulit dari sebelumnya. Jam menunjukan pukul 17
lewat lupa detailnya. Perjalanan yang normalnya dua hari dijalani kami paksakan
untuk menjadi satu hari, jadilah pendakian kali ini sampai malam. Jangan tanya
bagaimana keadaan saat pendakian malam saat itu, sudah pasti menyeramkan.
Kelompok petama yang terdiri ane, Yakin, Yudi, dan Amat. Perlahan-lahan
berjalan melewati jalan setapak dan untuk peneragan kami hanya memiliki dua
senter. Dinginnya malam pun sudah mulai menyapa kulit, suara binatang malam pun
mulai berkicau, pandangan lurus kedepan memperhatikan jalan yang dilalui.
Hingga sampailah pada peristirahatan yang terakhir yaitu Penyaungan. Di sini
kami istirahat sebentar melepas penat dan mengisi botol air mineral yang kosong
untuk bekal dipuncak nanti. Setelah selesai kami pun kembali melakukan
pendakian dan ini merupakan pendakian yang terberat. Sekitar 2 jam pendakian
kami pun akhirnya sampai di puncak tertinggi Kalimantan Selatan, puncaknya
Pegunungan Meratus, Halau-halau 1.901 MDPL. Waktu itu sekitar pukul 20. Ane pun
berteriak sekencangnya-kencangnya mengucapkan Allahuakbar… Sujud Syukur karena
berhasil sampai tujuan dengan selamat. Jangan tanyakan bagaimana pemandangan
yang di anugrahkan tuhan kepada mata kami saat itu. Tidak bisa di ungkapkan
dengan tulisan. Istirahat sebentar, kemudian mendirikan tenda, tidur.
Sekitar
pukul 23 terdengar suara temen-temen yang lain ternyata mereka baru nyampai.
Kami tanyakan kenapa begitu lama baru nyampe, merekapun bercerita ternyata
mereka beberapa kali nyasar dan ditempat yang sama sebanyak 3 kali tetapi
Alhamdulillah masih selamat sampai puncak.
Pagi
harinya kami kembali dimanjakan oleh Allah dengan pemandangan yang
sangat-sangat indah terhampar luas samudra awan dibawah kaki. Sekitar pukul 11
siang baru kami turun kebawah untuk pulang dan sampai perkampungan skitar pukul
21 tidak langsung pulang tapi istirahat terlebih dahulu ketempatnya Ami/Edi Y ,
besok paginya baru kembali pulang ke Banjarmasin.
mulai pendakian desa kiu
mulai dari kanan foto, Yudi, Adi, Fany, Yakin, Amat, Villo, Arif, Ane gan, dan Ajir
Edi Y, Fany, dan Villo. pondokan tempat istirahat di Rempah Sungai Karuh
air terjun sungai karuh
sunrise yang terlewatkan
salam rimba untuk kalian sobat
istirahat di pesaungan
foto bareng bocah-bocah pendaki dari Desa Kiyu di Pesaungan
jalan setapak