Rabu, 23 Agustus 2017

edisi Kotabaru 11-14 Mei 2017 (Teluk Jagung, Teluk Tamiang, Tanjung Kunyit, Bukit Mamake, dan Pantai Sarang Tiyung)

Kotabaru atau biasa dikenal dengan salah satu kota penghasil makanan amplang. Kotabaru kaya akan keindahan pesisir-pesisir pantai dan pulaunya. Diantara pulau yang terkenal adalah; pulau Samber gelap, pulau Sembilan, dan masih banyak lagi pulau-pulau yang lain. Untuk pertemuan kali ini saya akan sedikit bagi-bagi keindahan yang berhasil saya abadikan dengan kamera yicam dan smartphone ketika trip ke Kotabaru pada tanggal 11-14 Mei 2017. Alhamdulillah ada beberapa tempat yang berhasil kami kunjungi, hari pertama ke teluk Jagung hari kedua ke teluk Tamiang dan nyebrang ke Tanjung Kunyit, hari ketiga menikmati sunrise di puncak Bukit Mamake dan berenang di pantai Sarang Tiung, dan hari keempat kembali pulang ke Banjarmasin.
Adapun akses dan jarak menuju teluk Jagung, teluk Tamiang, dan tanjung Kunyit bisa menggunakan motor atau mobil sedangkan jarak dari pelabuhan Kotabaru menuju teluk Jagung dan lainnya sekitar 70 km melewati jalan yang bisa dikatakan lumayan menantang karena jalur menuju kesana masih dalam tahap perbaikan jalan. Untuk menuju tanjung kunyit kita terlebih dahulu menyewa kapal nelayan di teluk Tamiang. Untuk penyewaan kapal kalau tidak salah 300k. Teluk tamiang dengan teluk jagung jaraknya berdekatan Cuma butuh sekitar 20-25 menit bermotor. Akses dan jarak untuk menuju bukit Mamake dan pantai Sarang Tiyung dari Kota (Kotabaru) cukup dekat dikarenakan akses jalan yang sudah berasapal untuk jarak saya tidak tahu tapi sekitar 30 menit perjalanan. Dari kota ke kaki bukit Mamake sekitar 20 menit. Tracking dari bawah sampai puncak sekitar 30-40 menit. Ketika berada di puncak bukit Mamake kita akan disuguhi pemandangan yang memanjakan mata, saya tidak perlu menjelaskannya secara terperinci cukup anda datang dan memandangnya dengan mata anda sendiri.
Akses menuju Kotabaru dari Kota Banjarmasin bisa menggunakan transportasi darat dan udara, kalau lewat darat jarak tempuh sekitar 6 jam perjalanan menggunakan motor. untuk lebih jelanya silahkan tanya neng google J
Yah mungkin cukup ini aja dulu dan harap dimaklumi penulisannya yang agak kaku dikarenakan saya masih pemula dalam hal ini.
Doakan, semoga saya terhindar dari sifat malas sehingga saya terus bisa menulis di blog ini

Terimakasih atas kunjungannya

yuhuu... naik kapal pengangkut manusia,mobil, motor, dan barang

berangkat dari pelabuhan sekitar pukul 15.00 dan sampai tujuan kemalaman jadi ngga banyak momen yang di abadikan. sengaja pasang foto makan kepiting batu soalnya ini momen yang paling berkesan.

lautnya jernih vrooohhh

pahlawan bertopeng

supak, abing, & uzi
tempat ini namanya teluk jagung ngga jauh dari teluk tamiang


nyebrang dari tanjung kunyit ke teluk tamiang, nyewa kapal nelayan setempat. lupa brapa biayanya tapi bisa nego

 bang Zuni lagi nunggu duyung lewat
 cuaca yang sangat tidak mendukung




di atas suar tanjung kunyit

kembali pulang ke teluk tamiang.

topi purun hammockan 

 pemampakan puncak B. Mamake

langit membiru

depan gerbang masuk pantai sarang tiyung






cukup hammock ku yang digantung hatiku jangan neng


mandinya panas-panasan biar tambah hitam

 malamnya sebelum pulang lihat acara expo sa-ijan
 i love taekwondo

foto bareng penari adat

cukup sekian terimakasih.

Selasa, 27 Oktober 2015

edisi G. Halau-halau 1.901 MDPL.


Hey sobat rimba… ketemu lagi nih. Kali ini ane bakalan posting tentang perjalanan kami mendaki Gunung Halau-halau selama satu hari mendaki satu hari turun. Sebelum ceritanya anel lanjutin kayanya ane harus jelasin dulu tentang gunung yang kami daki ini. J
Gunung Halau-halau adalah salah satu gunung yang berada di kawasan pegunungan meratus dan ketinggiannya mencapai 1.901 MDPL. Meratus merupakan kawasan pegunungan yang membelah Provinsi Kalimantan Selatan menjadi dua, membentang sepanjang ± 600 km² dari arah tenggara dan membelok ke arah utara hingga perbatasan Kalimantan Timur. Ah itu ajalah penjelasannya kalau mau tau lebih banyak lagi tentang pegunungan meratus silahkan browsing lagi ama mbah google J. Oke, kembali kecerita.
Sebenarnya udah lama banget pengen jelajah Gunung Halau-halau tapi tidak pernah kesampaian, yah penyebabnya karena ga ada temen yang ngajak. Kita sih pernah ngajak temen-temen kesana juga tapi temen yang diajak juga ga tau jalur jalan pendakian, jadi dari dulu yang ada cuman rencana demi rencana sampai akhirnya ane dikenalin temen perempuan ane sama temennya, komunitas pecinta alam, Fany Wijaya namanya dia cowo ye bukan cewe. Nah dari perkenalan ini akhirnya rencana ke Gunung Halau-halau terwujud, yah sebelum ke Halau-halau sebenarnya kami mendaki Gunung Hauk 1.325 MDPL terlebih dahulu, yah untuk edisi G. Hauk nanti ya kita certain, dilain waktu. J oke singkat cerita akhirnya kita sepakat naik G. Halau-halau pada hari sabtu tanggal 13 Juni 2015. Jadi sore Jumat kita berangkat dari Banjarmasin ke Amuntai, tempatnya Fany temen ane, nginap satu malam di rumahnya. Nah di tempat dia tuh kita dilayanin kaya raja gan semua keluarganya ramah-ramah ama kita, he… meski sederhana tapi luar biasa lah. Abis shalat subuh kita dikasih makan lagi ama keluarganya abis tuh kita berangkat lagi ke Berabai ngambil temen satu persatu. Eh hamper lupa kali ini jumlah kami yang mendaki ada 10 orang gan, dari Banjarmasin 5 orang termasuk saya sendiri dan sisanya temen yang dari Berabai. Yah langsung saja sebenarnya pendakian kali ini agak telat dari jadwal karena ada sedikit gangguan. Hee… rencananya mulai mendaki pada pukul 08:00 tapi terlambat 1 jam lebih, jadi kami mulai mendaki pada pukul 09:15 WIT cus puncak.
Sebelum melakukan pendakian kami terlebih dahulu berdoa bersama demi keselamatan dan berharap tidak mendapat musibah. Perjalananpun dimulai. Musibah pun terjadi dan Alhamdulillah masih tidak terlalu jauh dari perkampungan setempat, salah satu temen kami yang dari Banjarmasin ada yang pingsan karena kelelahan, seluruh tubuhnya pucak pekat, bukan karena diserang oleh makhluk halus atau apa tetapi karena fisik yang belum siap jadi terpaksa harus kami tinggalkan diperkampungan warga setempat (Desa Kiyu). Kalau dilihat disini kami seperti egois, meninggalkan teman sendiri tapi mau bagaimana lagi, kami melakukannya demi keselamtannya sendiri dan kami juga tidak mau mengambil resiko kalau terjadi apa-apa nantinya diperjalanan, jadi dengan terpaksa harus kami tinggalkan.
Biasanya orang-orang yang mendaki G. Halau-halau mengahabiskan waktu selama 2 hari untuk pendakian tapi kali ini kami berencana hanya 1 hari pendakian dan 1 hari turun, jadi hari minggu sudah berada di bawah. Perjlananpun masih berlanjut meski kaki sudah mulai terasa lelah ingin berhenti, tanpa terasa jam sudah menunjukkan pukul 1 siang kami pun beristirahat, dan Alhamdulillah tidak jauh dari peristirahatan ada pohon kelapa, he he…. Pas banget panas-panas dan capek kaya gini minum air kelapa, yah salah satu temen kami pun cus langsung naikin tuh pohon kelapa dan memilih yang muda-muda untuk diminum biar tambah seger dan menambah ion tubuh. J setelah minum kami pun meneruskan perjalanan, tidak jauh dari tempat tadi akhirnya kami sampai di Sungai Karuh, biasanya tempat ini menjadi tempat persinggahan untuk bermalam bagi pendaki yang mengambil 2 hari pendakian. Setelah meletakkan tas carrier yang lumayan berat untuk rebah sejenak, istirahat. Kata temen saya “kalau mau foto-foto di air terjun mending sekarang biar tidak terlalu lama membuang waktu,” “emangnya disini ada air terjun ?” ucap ane bingung. “tuh, terus aja, air terjun kelihatan aja dari situ”. Kata temen ane. Mendengar ada air terjun kami berempat yang dari Banjarmasin pun langsung cus. Dan ternyata, WAAAHHH….. kami berempat pun bergegas mandi dan foto-foto ria di air terjun. Waktu pertama melihat dan merasakan ademnya air terjun sungai karuh, terasa semua kecapean yang telah dilalui sirna semua karena kaindahan yang kami nikmati.
Setelah semua penat sudah terasa hilang kami pun melanjutkan perjalanan. Nah mulai dari sungai karuh ini kami sudah mulai tidak berkelompok, kelompok pertama ada 4 orang dan kelompok yang kedua ada 5 orang. Perjalanan pun kami teruskan meski medan perjalanan sudah mulai terlihat sulit dari sebelumnya. Jam menunjukan pukul 17 lewat lupa detailnya. Perjalanan yang normalnya dua hari dijalani kami paksakan untuk menjadi satu hari, jadilah pendakian kali ini sampai malam. Jangan tanya bagaimana keadaan saat pendakian malam saat itu, sudah pasti menyeramkan. Kelompok petama yang terdiri ane, Yakin, Yudi, dan Amat. Perlahan-lahan berjalan melewati jalan setapak dan untuk peneragan kami hanya memiliki dua senter. Dinginnya malam pun sudah mulai menyapa kulit, suara binatang malam pun mulai berkicau, pandangan lurus kedepan memperhatikan jalan yang dilalui. Hingga sampailah pada peristirahatan yang terakhir yaitu Penyaungan. Di sini kami istirahat sebentar melepas penat dan mengisi botol air mineral yang kosong untuk bekal dipuncak nanti. Setelah selesai kami pun kembali melakukan pendakian dan ini merupakan pendakian yang terberat. Sekitar 2 jam pendakian kami pun akhirnya sampai di puncak tertinggi Kalimantan Selatan, puncaknya Pegunungan Meratus, Halau-halau 1.901 MDPL. Waktu itu sekitar pukul 20. Ane pun berteriak sekencangnya-kencangnya mengucapkan Allahuakbar… Sujud Syukur karena berhasil sampai tujuan dengan selamat. Jangan tanyakan bagaimana pemandangan yang di anugrahkan tuhan kepada mata kami saat itu. Tidak bisa di ungkapkan dengan tulisan. Istirahat sebentar, kemudian mendirikan tenda, tidur.
Sekitar pukul 23 terdengar suara temen-temen yang lain ternyata mereka baru nyampai. Kami tanyakan kenapa begitu lama baru nyampe, merekapun bercerita ternyata mereka beberapa kali nyasar dan ditempat yang sama sebanyak 3 kali tetapi Alhamdulillah masih selamat sampai puncak.
Pagi harinya kami kembali dimanjakan oleh Allah dengan pemandangan yang sangat-sangat indah terhampar luas samudra awan dibawah kaki. Sekitar pukul 11 siang baru kami turun kebawah untuk pulang dan sampai perkampungan skitar pukul 21 tidak langsung pulang tapi istirahat terlebih dahulu ketempatnya Ami/Edi Y , besok paginya baru kembali pulang ke Banjarmasin. 


mulai pendakian desa kiu

mulai dari kanan foto, Yudi, Adi, Fany, Yakin, Amat, Villo, Arif, Ane gan, dan Ajir

Edi Y, Fany, dan Villo. pondokan tempat istirahat di Rempah Sungai Karuh





air terjun sungai karuh


sunrise yang terlewatkan



















 salam rimba untuk kalian sobat





 istirahat di pesaungan
foto bareng bocah-bocah pendaki dari Desa Kiyu di Pesaungan


jalan setapak